readbud - get paid to read and rate articles

17 November 2011

Menyambut Masa Depan di Solo Technopark (STP), Solo

"Selamat datang calon peserta program inkubasi bisnis dan teknologi." Kalimat tersebut tertera di spanduk yang terpasang di kanopi, menyambut siapa saja yang memasuki Gedung Solo Technopark (STP) yang berada di Jalan Ki Hajar Dewantara Pedaringan Jebres Solo. Saya kemudian menyusuri gedung yang sebagian masih dalam proses pembangunan tersebut, tampak para peserta didik berseragam biru tua sedang sibuk dengan mesin bubut, las, milling dan lain sebagainya. Di tempat inilah, para calon mekanik yang handal dan siap saing dalam pasar industri digembleng.
STP lahir atas kerjasama Pemkot Solo, Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) dan Indonesian German Institute (IGI), merupakan pengembangan dari Surakarta Competency and Technology Center (SCTC) yang berdiri tahun 2002. Lembaga diklat ini kemudian menjadi unit kerja dibawah Bappeda Kota Solo yang dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota No 900/65/1/2009 tanggal 31 Desember 2009. 


Ada tiga tahap diklat yang harus dilalui peserta di tempat tersebut, yaitu tahap pengetahuan dasar mekanik (basic mechanic), tahap program lanjutan (applied program) dan magang kerja (work study). Masing-masing dari tahapan tersebut memerlukan waktu tiga bulan, sehingga total masa diklat selama sembilan bulan. Bagi peserta yang lulus di masing-masing tahap, dengan nilai minimal 5,51 maka akan diberikan sertifikat berstandar industri ATMI Solo. Demikian disampaikan Marketing STP, Sutrisno, saat saya temui dikantornya, Senin (30/8). 


Sutrisno menjelaskan, pada tahap dasar peserta akan mendapat training seputar manufacture mechanic yang meliputi kerja bangku (benchwork), peralatan gerinda (tool grinding), mesin bubut (turning basic skill), mesin frais/milling (milling basic skill) dan mesin las (welding basic skill). Setelah lulus pada tahap dasar mekanik, peserta bisa melanjutkan ke program lanjutan untuk implementasi. 

Program ini dibagi menjadi tiga, yaitu applied program mechanic bertempat di kampus ATMI Solo, applied program welded dan applied program mechanic garmen di gedung Solo Technopark. Selanjutnya peserta menjalani tahap magang kerja industri sebagai persiapan dan menunggu penempatan kerja atau peserta juga bisa mencari tempat kerja sendiri. Untuk masalah penempatan kerja, lanjut Sutrisno, STP telah menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Solo, Boyolali, Klaten dan daerah lain, bahkan ada beberapa alumni STP yang bekerja di perusahaan di Jakarta. 


gambar: Peserta didik mengelap Mobil SMK 

Bagaimana dengan persyaratan masuk dan biaya selama diklat? Front Office STP, Ambrosius Agus Triyanto menjelaskan, secara umum lembaga diklat tempatnya bekerja menerima peserta didik laki-laki atau perempuan yang berijazah SMK atau sederajat. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter, dan yang terpenting lolos seleksi masuk yang terdiri dari test tertulis dan wawancara. Sedangkan untuk biaya selama sembilan bulan masa diklat sebesar Rp 6.750.000, dan biaya seragam dan perlengkapan bengkel sebesar Rp 175.000.

“Biaya tersebut bisa diangsur sampai tiga kali”, terangnya. Mengenai waktu pendaftaran, STP membuka empat gelombang, yakni setiap awal bulan Januari, April, Juli dan Oktober tiap tahunnya. “Calon peserta diklat bisa mendaftar langsung ke kantor (STP) tiap hari dan jam kerja,” pungkas Agus. []

0 komentar:

Posting Komentar