.

Rock Climbing at Parangndog Beach Yogyakrta

.

Street of Pegunungan Kidul Dlingo Yogyakarta

.

Spent the afternoon at the Sepanjang Beach Yogyakarta

.

Chatting with beautiful beaches Sundak Yogyakarta

.

Nature in the Forest Hills Community Kalibiru Menoreh Kulonprogo Yogyakarta

readbud - get paid to read and rate articles

18 Mei 2009

SILENT TO HARWANTO DAHLAN

“Anak-Anak sekarang banyak yang tidak manut (patuh) pada orang tua mereka. Setiap kali di perintah, untuk beli sabun di warung sebelah misalnya, selalu ada saja alasan yang di berikan supaya tidak jadi di perintah, acara TV masih bagus-lah, dll. Ini karena anak-anak sukanya nonton Dora, jadinya do ra manut (tidak patuh=jawa)”. Itu salah satu banyol-akronim Pak Harwanto (panggilan akrab Harwanto Dahlan) pada satu kesempatan di majelis Ma’iyah Mocopat Syafaat Yogyakarta. Masih banyak lagi banyolan-banyolan serupa yang di lontarkan, di antaranya berkenaan dengan namanya sendiri, HARWANTO = HARus WANi TOmbok. Bagi para Jama’ah Maiyah, Pak Harwanto adalah Dewa Akronim. Hampir semua kata bisa dia akronimkan, dan uniknya hampir semuanya “menjelma” menjadi rentetan kalimat humor.

Kurang lebih selama 2,5 tahun Pak Harwanto manggung di tengah-tengah jama’ah Maiyah, menemani dengan keunikan-keunikannya, sebelum pada akhirnya Gusti Allah “mengundangya” untuk menghibur para penghuni kerajaan-Nya di langit pada 29 April 2009 di RS.Jogja International Hospital, setelah menjalani operasi usus buntu yang di deritanya.

Malam ini, 17 Mei 2009 majelis Mocopat Syafa’at merubah schedule acaranya tidak seperti biasa, dalam rangka ikut berduka cita atas meninggalnya Sang Dewa Akronim Harwanto Dahlan.

Tidak seperti biasa, Cak Nun langsung memimpin acara sejak awal (pkl 21.00). Pun musik Kiai kanjeng yang biasanya di bawakan multi-genre (pop, rock, jazz, dangdut, dll), malam ini membawakan lagu-lagu dengan notasi rendah, menyesuaikan suasana berkabung yang juga di hadiri Ny.Harwanto. Lantunan doa, mulai fatihah, tahlil, shalawat ter-hidiyah untuk almarhum yang juga “kiai” Muhamadiyah ini.

Cak Nun mewakili para jama’ah menyampaikan rasa ikut berduka cita kepada Ny.Harwanto. Cak Nun juga menyampaikan, bahwa apa yang selama ini Pak Harwanto kerjakan merupakan suatu kebaikan, yang pasti akan dibalas pula dengan kebaikan. Pak Harwanto adalah salah satu sosok terbaik yang pernah di miliki Jama’ah Mai’iyah.

Acara di lanjutkan dengan pemutaran film dokumenter pada giant screen yang terpasang di samping panggung, menampilkan “aksi” Pak Harwanto dalam acara-acara bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng di beberapa daerah.

Menjelang akhir acara, secara khusus Mbak Via dan Kiai Kanjeng mempersembahkan sebuah lagu yang berjudul Sayang Padaku untuk istri Pak Harwanto, juga LETTO dengan Ruang Rindu-nya.


Keterangan gambar:

1. Pak Harwanto (kiri) dalam salah satu acara tanggal 17 Ma’iyah Mocopat Syafaat di akhir tahun 2007.

2. Saya (kanan) mendapat kehormatan bisa foto bersama Pak Harwanto (tengah) dan Mbah Surip (kiri) setelah acara.