.

Rock Climbing at Parangndog Beach Yogyakrta

.

Street of Pegunungan Kidul Dlingo Yogyakarta

.

Spent the afternoon at the Sepanjang Beach Yogyakarta

.

Chatting with beautiful beaches Sundak Yogyakarta

.

Nature in the Forest Hills Community Kalibiru Menoreh Kulonprogo Yogyakarta

readbud - get paid to read and rate articles

04 Februari 2012

Woww..! $4.000 Hanya dari Menulis Online, Percaya?

Bagaimana kita bisa mendapatkan $4,000 secara online hanya dari menulis saja, entah kita suka/ tidak, pandai/ tidak dalam menulis, yang jelas kita bisa menghasilkan banyak uang dari sini. SHVOONG adalah satu tempat untuk melakukannya. Di sini kita bisa menulis ringkasan apapun dalam bentuk artikel. Dari mana kita mendapatkan uangnya? Shvoong mempunyai sistem iklan, dan dari sini, para pengiklan membayar kepada Shvoong dan kita sebagai penulis mendapatkan 10% dari biaya iklan yang dibayarkan pengiklan kepada Shvoong. Passive income? Ya, Anda benar.Dengan begini tidak perlu menerbitkan buku juga sudah passive income dapat royalti. :-)
Ini adalah bukti penulis di Shvoong menghasilkan $4,000: 



(Anda lihat di sebelah button “view profile” ada keterangan ‘xxxx USD’, itulah pendapatan mereka. Bagaimana mendapatkan pendapatan ini? Tentu tetap seperti biasa yaitu melalui paypal. Apakah disini kita harus bisa berbahasa Inggris untuk menulis ringkasan di Shvoong? Tidak, kita bisa menggunakan bahasa Indonesia dan tetap mendapatkan pendapatan yang sama dalam USD. Luar biasa, bukan!? Kategori yang bisa kita tulis adalah apapun yang kita ingin tulis, yang penting adalah batas maximal karakternya adalah 900 karakter. Anda bisa daftar dulu di Shvoong: DAFTAR DI SHVOONG $100 PERTAMA ANDA DARI SHVOONG! 

Di Shvoong, Top Writers belum tentu Top Earners karena ternyata untuk menghasilkan banyak uang kita perlu yang namanya ilmu marketing. Mengapa perlu ilmu marketing? karena ternyata saat ini banyak orang bisa membuat segala sesuatu tetapi mereka lupa bagaimana belajar untuk menjualnya. Yang mau saya bagi adalah mengenai faktor kali atau matrix millionarie atau istilah apapun Anda menyebutnya. Diantaranya adalah :

1. MATERIAL, yaitu isi tulisan. Yang pertama adalah gunakan judul yang menjual yang memberikan penawaran menarik, manfaat berkelanjutan, dan bergaransi artinya isinya memang betul-betul bermanfaat.

2. REFFERAL, yaitu jumlah teman yang kita ajak untuk ikut. Misalnya mereka dapat $100 dari bekerja menulis di Svhoong atas referensi kita maka akan akan mendapatkan $100 juga, bayangkan kalau Anda mengajak 10 teman. $1000 ditangan Anda setiap bulannya. Gunakan fasilitas Invite Friends

3. SUMMARY, yaitu jumlah artikel yang kita tulis. Mari kita hitung. Misalnya kita menulis 10 artikel sehari maka sebulan kita sudah memiliki 300 artikel. Misalnya 1 artikel menghasilkan $1 maka dalam sebulan kita mempunyai pendapatan $300. Jika bulan berikutnya 300 artikel lagi maka bulan berikutnya kita memiliki 600 artikel dan kalau kita pukul rata maka di bulan kedua kita memiliki pendapatan $600.

4. VISIT, yaitu jumlah pengunjung yang mengklik artikel kita. Mereka ingin membaca karena mereka merasa ada kebutuhan informasi. Judul adalah faktor penting dan perhatikan faktor yang menjual seperti pada no 1.

5. TRANSLATION, kita boleh mempromosikan diri mengenai kemampuan bahasa yang kita bisa untuk menterjemahkan tulisan orang lain. Buatlah kesan yang baik mengenai diri kita sehingga terkesan cerdas dan dapat dipercaya. Gunakan bahasa yang menjual seperti teknik membuat judul

6. PAYPAL, Gunakan pembayaran komisi lewat bank online ini. 

Demikian, semoga bermanfaat. Bagi anda yang ingin mendaftar, silahkan KLIK DISINI. :-)

*diolah dari berbagai sumber

24 Desember 2011

Riyanto, Banser NU Pahlawan Malam Natal

Malam Natal tahun 2000. Ia bernama Riyanto, kala itu berusai 25 tahun, satu dari empat orang Banser NU yang dikirim GP Ansor Mojokerto untuk menjaga perayaan Natal di gereja Eben Haezer, Mojokerto.

Semula, Misa Malam Natal itu berlangsung dengan khusyuk seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi ternyata hanya berlangsung separuh jalan. Sekitar pukul 20.30 WIB, seorang jemaat menaruh curiga pada sebuah bingkisan yang tergeletak tak bertuan di depan pintu masuk gereja.

Riyanto pun memberanikan diri membuka bingkisan itu. Ia membongkar kantong plastik hitam itu di hadapan petugas pengamanan gereja Eben Haezer lainnya, termasuk seorang polisi Polsek setempat. Di dalamnya tampak menjulur sepasang kabel. Tiba-tiba muncul percikan api. Riyanto langsung berteriak sigap, "Tiaraaaapp!" dan kemudian terjadi kepanikan dalam Gereja.

Riyanto segera keluar ruangan dan melemparkan bungkusan bom itu ke tong sampah, namun terpental. Ia kemudian berinisiatif mengamankan bom dengan memungut kembali untuk dilemparkan ke tempat yang lebih jauh lagi dari jemaat. Namun, Allah SWT berkehendak lain, bom mendadak meledak dalam pelukan Riyanto sebelum sempat dilempar.

Tubuh pria itu terpental, berhamburan. Sekitar 3 jam kemudian, sisa-sisa tubuh Riyanto baru ditemukan di sebelah utara kompleks gereja, sekitar 100 meter dari pusat ledakan. Jari dan wajahnya hancur, Riyanto pun meninggal seketika.

Bom ini tanpaknya tidak main-main. Ledakannya membuat roboh pagar tembok di seberang gereja. Bahkan kaca-kaca lemari dan etalase Studio Kartini yang tepat di depan gereja Eben Haezer hancur semua. Ledakan ini bukan satu-satunya. Pada saat yang hampir sama, beberapa gereja yang lain juga terkena bom dan menelan korban jiwa.

Pria Muslim yang lahir dari pasangan Sukarnim dan Katinem ini banyak dipuji orang. Seorang Muslim sejati yang rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan orang lain yang sedang merayakan. Gus Dur pernah berujar, “Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan. Semoga dia mendapatkan imbalan sesuai pengorbanannya.”

Kini, setelah 11 tahun peristiwa itu berselang, nama Riyanto hampir tidak pernah disebut, apalagi untuk diteladani semangat perjuangan dan rasa kemanusiaan Riyanto. Sungguh hal ini sangat ironis, bila dibandingkan dengan keteguhan jiwa Riyanto yang muslim, mau mengorbankan jiwa dan raganya untuk menyelamatkan ratusan nyawa jemaat gereja Eben Haezer.

Di tengah banyaknya aksi kekerasan mengatasnamakan agama seperti yang belakangan ini sering terjadi, sosok dan pengorbanan Riyanto, patut menjadi teladan bagi kita semua, tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaan, suku, ras maupun golongan.


*diambil dari berbagai sumber
*Foto Riyanto dan seragam Bansernya